Kumpulan-kumpulan
Puisi Tentang Lingkungan
Tak Puas
Tak Puas...Hutan sudah mulai menguning
Sungai sudah teracun limbah
Ikan-ikan mati tak bersisa
Makhluk binasa tiada pangan
Uang sudah melimpah
Tak terhitung berapa jumlahnya Mataku silau melihat harta
Namun tak tahu apa bunganya
Namaku ALAM
Perkenalkan,
namaku adalah alam
Aku
adalah tempat tinggal bagi flora dan fauna
Dimana
bagi hewan-hewan aku adalah rumah mereka
Tempat
mereka bertumbuh
Berkembang
biak, dan mencari makan
Melakukan
semua aktivitas kehidupan alam
Bukan
hanya hewan
Tumbuhan
pun merasakan hal yang sama
Bagiku,
tumbuhan adalah perhiasanku
Dan
hewan, adalah peliharaanku
Aku
juga slalu memberi kesejukan bagi penduduk bumi
Aku
memberikan oksigen bagi manusia
Aku
juga memberikan sumber daya bagi mereka
Memberikan
mereka energi, kekuatan, perhiasan
Dan
segalanya yang mereka butuhkan
Semua
itu adalah pada saat bumi masih dalam keadaan stabil
Ketika
bumi tidak dipenuhi orang orang serakah
Menggunakan
sumber dayaku sesuai kebuhannya saja
Tapi
kini
Manusia
hanya memikirkan kepentingannya sendiri
Mereka
tak pernah memikirkan aku
Mereka
slalu ingin lebih atas apa yg telah diberi oleh – Nya
Ketamakan,
kerakusan, pemborosan
Telah
membawaku kepada kerusakan
Lihat
apa yang telah mereka perbuat padaku
Setelah
apa yang aku berikan pada mereka
Mereka
membalasnya dengan merusakku
Menebang
pohon pohonku
Memberikan
polusi padaku
Memburu
hewan hewanku
Dan merusak
ozonku
Dengan
zat zat yang dulu tak pernah ada di bumi ini
Sungguh
perih hati ini rasanya
Apakah
tak ada kesadaran sedikit pun dihati mereka?
Apakah
tak ada rasa iba mereka atas rusaknya diriku?
Sungguh,
sungguh, dan sungguh sangat miris hati ini
Maafkan Kami
Dulu engkau
begitu indah
Setiap pagi ku
menghirup udara segarmu
Setiap siang
hari ku merasa hangat karna sinarmu
Tapi kini
engkau berubah
Semua orang tak
memperdulikan engkau lagi
Mereka hanya
sibuk dengan dunianya saja
Oh Bumi,
maafkan kami
Kami hanya
segelintir bagian darimu
Paru- Paruku
Satu demi satu,
dua demi dua, tiga demi tiga
Seratus sudah
aku menanammu
Setiap hari aku
merawatmu
Kami hidup
Kami sehat
Semua karnamu,
Paru-paruku
Tapi sekarang,
mereka kejam denganmu
Kau hanya
semacam kertas yang bisa dipotong-potong, diinjak-injak
Mereka tak
pernah peduli dengan masa depannya
Tak pernah
peduli dengan anak cucunya akan hidup bagaimana nanti
Rasa peduli
mereka hanya untuk uang
Paru-paruku,
Buatlah mereka
sadar akan penting adanya engkau
Jeritan Korban Bencana
Tak bisakah kau
rasakan perih ini?
Tak cukupkah
air mata ini untukmu?
Dengan serakah
dan nafsumu kau hancurkan sahabat kami...
Kini ia telah
marah...
Ia telah
berontak dan bosan dengan semua ini...
Ia tak tahu
siapa yang melakukan ini semua...
Hanya kamilah
yang merasakan pahit ini...
Kau hanya
memikirkan golonganmu, kaummu, dan keluargamu...
Namun kau tak
pernah berpikir tentang kami,
Saudara
sebangsa dan setanah air...
Kulihat banyak
orang yang mengumpulkan dana untuk kami,
namun dimana?
Jutaan,
milyaran, bahkan trilyunan !
Dimana itu
semua?
Mungkinkah
pesawat-pesawat yang membawa bantuan buat kami jatuh semua?
Sehingga
keadaan kami sangat kekurangan di sini...
Atau mungkin
uang itu ada di saku mereka, yang tidak bertanggung jawab...
Yang tidak
pernah iba dengan kepedihan yang kami rasakan...
Kami hanya
ingin dihargai sebagai manusia...
Sebagai saudara
sebangsa dan setanah air...
Indonesia....
puisi lingkungan sekolah yang keren, sangat menarik
BalasHapuspuisinya bagus,ditunggu karyanya yang lain
BalasHapus